Dokter mengatakan ususnya luka dan kondisi lambungnya parah.
"Seingat saya, dalam tahun 1997, enam kali saya keluar masuk rumah sakit.
Sebulan dirawat, tiga hari pulang ke rumah, dirawat lagi dua bulan, demikian seterusnya," jelas Jos yang oleh dokter kembali diberi obat serta beberapa macam antibiotik untuk meringankan penyakitnya itu.
Semakin sering meneguk antibiotik, kondisi badan Jos bukan tambah fit, malah semakin loyo.
Hal itu terjawab, setelah ia Pengobatan aliernatif melihat hasil pemeriksaan darahnya di laboratorium.
"Fungsi liver dan fungs ginjal saya melemah, katanya.
Kali ini ia hanya memberi obat, vitamin, dan beberapa suntikan untuk menguatkan badannya Mengamati kondisi pasiennya yang semakin hari semakin memprihatinkan, dokter memberi dua pilihan "Anda boleth meneruskan sekolah dengan kondisi badan yang terus memburuk, atau untuk sementara waktu berhenti sekolah sampai kesehatan Anda pulih.
Setelah itu, Anda boleh kembali ke bangku sekolah, katanya mengikuti ucapan dokter.
Jos yang ketika itu sudah lelah memikirkan penyakitnya, seperti patah arang.
"Saya Sehari tiga kali ia dianjurkan minum egelas sari wortel yang diperas dari satu kilo wortel yang sudah diparut.
rasanya tidak ingin lagi meneruskan sekolah, gairah hidup saya sudah hilang." ucapnya Mulai Menjalani Detoksifikasi Setelah berhenti dari sekolah, Jos disarankan oleh dokter untuk beristirahat total.
Sedikit demi sedikit, pola makan yang selama ini diperkirakan menjadi biang keladi penyakitnya yang berkepanjangan itu, mulai dibenahi.
Seketika itu juga ia merengek minta dibuatkan mi oleh sang mama
Jos yang semula gemar jajan mi bakso dengan sambal yang banyak, kali ini hanya diperbolehkan makan biskuit crackers tawar yang dicelupkan ke dalam air minumannya.Selain itu, sehani tiga kali, ia dianjurkan minum segelas sani wortel yang diperas dari satu kg wortel hibung yang sudah diparut.
"Tersiksa juga sih, tetapi deni kesembuhan mau nggak mau saya jalani, kata Jos yang kulitnya sempat ngan menjalani detoksifikasi selama tiga bulan berturut menguning karena terlalu sering minum sari wortel itu De turut, diharapkan toksin (racun) yang bersarang di badan los dapat ditumpas.
Setelah melalui tahapan itu, Jos merasa perutrya ebih nyaman.
Muntah-muntah pun berkurang.
Berat badan yang semula 63 kg, menyusut sampai 60 kg Tiga bulan berikutnya, ia boleh bergembira, sebab dokter menambah makanannya dengan segelas jus pepaya, yang harus diminum sehari tiga kali.
"Tapi karena setiap hari minum jus pepara yang diblender, lama-lama enek (mau muntah) juga.
Akhirnya saya memutuskan untuk makan buahnya secara utuh," katanya sedikit berimprovisasi Jos memang iseng.
Seketika itu juga ia merengek minta dibuatkan mi oleh sang mama
Setelah sekian lama mengunci seleranya terhadap makanan-makanan enak, suatu siang seleranya terbit lagi saat melihat sebungkus mi instan.Seketika itu juga ia merengek minta dibuatkan mi oleh sang mama.
Namun, karena mi instan mengandung air abu yang tidak baik untuk kesehatan perutnya, sang mama kemudian membuatkan bihun rebus.
"Baru makan sesuap, perut melilit lagi.
Mama sempat marah karena saya melanggar aturan yang sudah ditetapkan oleh dokter." Terapi dengan Batu Dalam memburu kesehatan, Jos tidak terpaku pada pengobatan dokter.
Diajak oleh gurunya, ia sempat mencoba pengobatan alternatif di Bandung.
"Menurut guru saya, pengobat itu bertangan dingin.
Banyak pasien yang sembuh setelah diobati," katanya.
Media yang digunakan untuk mengobati adalah sebuah batu Pada saat mengobati pasien, pengobat akan menempelkan batu tersebut ke bagian tubuh yang sakit.
Comments
Post a Comment